BERKENALAN DENGAN LEMBAGA LISANUL ARAB EL-SHIYAM CENTER BANDAR LAMPUNG



محضرة الصيام لدراسة لسان العرب القرآني و آليات الفن الإسلامي
Lembaga Lisanul Arab Elshiyam 
Pusat Study Bahasa Arab & Kajian Islam 


                                                  

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
“Lembaga Lisanul Arab, Pusat Study Bahasa Arab & Kajian Ke-Islaman” di Pahoman Bandar Lampung adalah sebuah Lembaga Pendidikan independen guna membantu, membangun dan membina masyarakat  dengan pondasi Bahasa Arab yang merupakan Bahasa Alqur’an Al-karim, Bahasa As-Sunnah An-Nabawiyyah, Bahasa Dunia Internasional. Lembaga ini berdiri untuk pertama kalinya di Cairo Mesir pada Tahun 2008 oleh Ustadz Angga Sastra Diharja dengan nama : Quwayyis Course Center, untuk membimbing adik-adik kelas atau mahasiwa/i baru yang tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga dari Asia secara umum seperti : Malaysia, Brunai, Thailand, Kamboja dsb. Dan Lembaga ini berdiri untuk semua golongan dan lapisan masyarakat, lebih terfokus pada pengkajian Ilmu-Ilmu Alat, Prioritas utamanya untuk membantu para Pelajar Tsanawiyyah, Pelajar ‘Aaliyah, atau para Mahasiswa/i yang ingin memperkuat Ilmu Alatnya sebagai persiapan guna melanjutkan jenjang Study yang lebih tinggi ke Timur Tengah atau Afrika, seperti : Al-Azhar University of Cairo Mesir, Ummul Quro University Mekkah Arab Saudi, Universitas Islam Madinah Arab Saudi, Yaman dsb. Beliau juga merupakan Founder IKMAL Mesir (Ikatan Mahasiswa/i Lampung) di Mesir.

Berdasarkan bukti real di lapangan dan pengalaman mengajar Bahasa Arab selama lebih dari 13 Tahun, kendala atau problem utama yang terjadi bagi mayoritas Masyarakat umum dan para pembelajar Bahasa Arab adalah sbb :

1. Tidak hobinya mereka mengoleksi kosa-kata (Vocabulary) dan menghapalnya serta merekamnya dengan alat perekam (untuk muroja’ah). Untuk bisa berkomunikasi aktif-pasif, setidaknya mereka membutuhkan kurang lebih 3000 kosa-kata. Tidak pernah kita dapati seorang pembelajar Bahasa Arab mengoleksi kosa-kata secara runut dan teratur mulai dari nomor 1 sampai nomor 3000 dalam buku pribadinya. Yang sering didapat hanyalah kosa-kata yang tercatat secara acak-acakan tanpa nomor.

2. Malas mengarang (Al-insyaa) dengan Bahasa Arab (untuk dihapal), minimal sehari setengah halaman setiap hari. Bila seorang Pembelajar menyadari, betapa pentingnya mengarang dengan Bahasa Arab yang dia terjemahkan dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Arab, setelah dia selesai mengarang, dia bisa menyerahkan hasil karangannya kepada Gurunya untuk diedit. Jika sehari seorang Pembelajar konsisten mengarang setengah halaman maka bila dalam setengah halaman berjumlah 15 baris dan merekamnya dengan alat perekam, maka hanya dalam jangka waktu 1 Bulan saja dia sudah mampu mengarang dan menghapal 450 baris Bahasa Arab.

3. Malasnya mereka membuat kalimat berupa soal-jawab (untuk dihapal), minimal sehari 5 soal, lalu merekamnya dengan alat perekam. Lagi-lagi malas adalah musuh seluruh para Penuntut Ilmu.

4. Meng-anak tirikan Bahasa Arab atau tidak adil menilai dan memandang Bahasa Arab sebagai Bahasa Wahyu Ilahiy dan Bahasa Dunia Internasional. Mereka lebih mementingkan Bahasa Asing Non Arab dari pada Bahasa Arab yang merupakan Bahasa Alqur-an dan Bahasa As-Sunnah. Coba perhatikan baik-baik, Mereka tidak merasa rugi mengkursuskan anaknya Belajar Bahasa Asing seperti Bahasa Jepang, Bahasa Mandarin, Bahasa Inggris, Bahasa Jerman mulai dari SD sampai SMA, bahkan sampai Kuliah. Namun tidak demikian hal nya dengan Bahasa Arab.

5. Adanya pandangan bahwa Bahasa Arab adalah Bahasa orang-orang miskin, tidak modern, dan tidak milenial. Padahal jika kita ingin meluangkan waktu untuk bersikap adil dalam menilai, kita akan temui bahwa orang yang Paling Kaya di Dunia ini, yang hartanya tidak pernah habis adalah orang yang Berbahasa Arab, bahkan United States Of Amerika dan China saat ini berhutang banyak dengan Arab. Kalau kita pernah melihat adat Barat dan Eropa, di mana sebagian dari mereka ada yang menjadikan Anjing sebagai teman akrab mereka, yang mereka ajak jalan ke manapun mereka pergi, maka yang lebih dahsyat dari itu, anda akan melihat bahwa adat Arab telah menjadikan Singa dan Harimau sebagai teman akrab dan teman jalan-jalan mereka, dan ini bukanlah pertunjukan sirkus belaka, ini terbukti real bukan fiktif.

6. Adanya kesalah-pahaman terhadap Bahasa Arab dan Alqur’an menjadikan Bahasa Arab sebagai Bahasa yang tidak wajib    dipelajari di Sekolah-Sekolah Umum, bahkan Sekolah Agamapun tidak sedikit yang mengajarkannya dengan asal-asalan. Padahal kalau kita ingin sedikit merenung ;
- Bahwa sholat kita yang 5 waktu dan yang Sunnah-Sunnahnya itu dipraktikkan dengan Bahasa Arab,
- Dzikir kita dengan Bahasa Arab,
- Doa kita dengan Bahasa Arab,
- Jika kita ingin naik kendaraan maka kita berdoa kepada Alloh dengan Bahasa Arab,
- Jika kita ingin makan dan minum, maka kita berdoa kepada Alloh dengan Bahasa Arab,
- Jika kita ingin masuk dan keluar rumah kitapun berdoa dengan Bahasa Arab,
- Ketika ingin belajar kita berdoa dengan Bahasa Arab,
-Ketika ingin memakai pakaian kita berdoa dengan Bahasa Arab,
- Ketika ingin mati (sakaratul maut) pun berdoa dengan melafalkan Syahadat, dan Syahadat itu berbahasa Arab.

Jadi, tidak peduli apakah anda setuju atau tidak setuju, apakah anda suka atau tidak suka; bahwa semua sisi sisi kehidupan kita tak akan pernah bisa lepas dari Bahasa Arab, namun ironisnya mengapa Bahasa Arab menjadi Bahasa yang paling asing dari pada Bahasa Asing itu sendiri ??, sungguh aneh dan menyedihkan.

7. Ada yang tidak beres dengan Lingkungan keluarga, yakni orang tua tidak pernah memperhatikan kemampuan sang anak dalam menulis Tulisan Arab, sehingga ketika terjun mempelajari Bahasa Arab, sang anak merasa kesulitan menulis tulisan Arab. Kebiasaan para Ulama Indonesia dahulu tatkala  berkarya (menulis sebuah karya tulis), mereka menulis karya-karya mereka dengan tulisan Arab Pegon namun dengan makna dan ejaan Indonesia. Sebagai bentuk pendekatan dan pengenalan kepada bangsa Indonesia.

8. Adanya kekeliruan bagi para pengajar Iqro dan Alqur’an, yang mana mereka tidak pernah memerintahkan muridnya untuk menulis Iqro dan menulis hapalan-hapalan Alqur’an mereka. Jika kebiasaan menulis Arab sudah diberlakukan sejak dini, maka hal ini merupakan solusi untuk mengurangi kendala Belajar Bahasa Arab. Yaitu manakala mereka terjun untuk Belajar Bahasa Arab, mereka tidak keteter dan kesulitan untuk menulis tulisan Arab. Sebab dari pengalaman selama ini, sering kita dapati seorang pembelajar menulis tulisan Arab hanya seluas papan tulis, namun membutuhkan waktu hampir satu jam. Padahal cuma menulis, bagaimana dengan menghapal dan memahami ?!.

9. Adanya anggapan bahwa belajar Bahasa Arab tidak perlu memakan waktu yang lama, lain halnya dengan bahasa asing non arab, maka sang anak jika berlama-lama kursus bahasa asing non arab it’s no problem, karena bisa menjamin masa depan sang anak, dari pada mempelajari Bahasa Arab yang notabennya mereka anggap sebagai bahasa orang miskin dan melarat. Mereka tak paham apa itu Alfiyah Ibnu Malik, Alfiyah Ibnu Mu'thiy, Alfiyah Suyuti dll. Alfiyah artinya Ribuan, maksudnya adalah Ribuan Bait Syair yang berisi Kaidah Tata Bahasa Arab yang digubah dari Prosa kepada Syair. Ribuan aturan Tata Bahasa Arab itu apakah bisa dipelajari dalam jangka waktu seminggu ?.
Belajar Bahasa Arab membutuhkan 4 bentuk latihan :
- Latihan Membaca (Tamrinul Qiroo'ah)
- Latihan Menulis dengan beberapa jenis Khot-Khot Arabnya.
- Latihan Berbicara.
- Latihan Mendengar.

Maka, siapapun yang hendak mempelajari Bahasa Arab, dia wajib melatih dirinya dengan 4 bentuk latihan di atas, agar terhindar dari pincang pemahaman.

10. Adanya dugaan bahwa mempelajari Bahasa Arab tidaklah Wajib Hukumnya. Entah logika apa yang mereka pakai hingga beranggapan bahwa Bahasa Arab tidak Wajib dipelajari. Apakah mereka menganggap Sholat tidak dengan Bahasa Arab ?... Dzikir tidak dengan Bahasa Arab ?....Berdoa tidak dengan Bahasa Arab ?... Berhaji & Umroh tidak dengan Bahasa Arab ?... Alqur-an dan As-Sunnah bukan dengan Bahasa Arab ?.

11. Su’uz-Zhon (berburuk sangka) terhadap Alqur’an Al-karim dan Ahlinya yang telah lama rela menghabiskan umurnya untuk Alqur’an dan Bahasanya.


_selesai_







Komentar

Postingan populer dari blog ini